Hari Buruh Internasional: Momentum Menata Ulang Dunia Kerja

Oleh : Dedy Kurniady Burhan

Ketua Lembaga Pengawasan Lingkungan Hidup Industri dan pertambangan Indonesia (LPLHIPI) Kabupaten Barru

LENSAMERDEKA.COM – Tanggal 1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh Internasional di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia yang ditetapkannya sebagai hari libur nasional. Momentum ini bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan ajakan untuk merefleksikan perjuangan panjang kaum buruh dalam memperjuangkan hak dan kesejahteraan mereka.

Di tengah dinamika dunia kerja yang terus berubah akibat perkembangan teknologi dan globalisasi, Hari Buruh menjadi panggilan untuk menciptakan sistem kerja yang lebih adil, manusiawi, dan adaptif terhadap zaman.

Penguatan Soft Skill dan Keterampilan Adaptif

Dalam era perubahan yang serba cepat, keahlian teknis saja tidak lagi cukup. Pekerja dituntut untuk memiliki keterampilan lunak (soft skills) seperti komunikasi efektif, kemampuan berkolaborasi, berpikir kreatif, dan adaptabilitas. Keterampilan-keterampilan ini menjadi kunci untuk bertahan dan berkembang di dunia kerja modern.

Oleh karena itu, sistem pendidikan dan pelatihan kerja perlu berinovasi untuk mendukung pengembangan keterampilan ini. Tujuannya agar para pekerja mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan industri yang terus berubah, sekaligus tetap relevan di pasar tenaga kerja.

Menuju Sistem Kerja yang Lebih Berkeadilan

Peringatan Hari Buruh juga menyoroti pentingnya reformasi dalam sistem pengupahan. Penetapan upah yang lebih berpihak pada kesejahteraan pekerja menjadi hal mendesak, demi menciptakan kehidupan kerja yang lebih layak.

Selain itu, tuntutan akan pengurangan jam kerja yang lebih manusiawi semakin menguat. Para pekerja menginginkan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, agar memiliki waktu berkualitas bersama keluarga.

Inovasi seperti pengaturan jam kerja yang fleksibel, kebijakan kerja jarak jauh, serta cuti yang lebih inklusif merupakan langkah-langkah penting menuju dunia kerja yang sehat, produktif, dan berkelanjutan.

Menata Masa Depan Dunia Kerja

Hari Buruh Internasional 2025 bukan semata tentang menyuarakan tuntutan, tetapi juga menjadi momentum untuk menata ulang arah masa depan dunia kerja. Dunia kerja yang adil bukanlah utopia—melainkan tujuan yang bisa dicapai melalui komitmen, kolaborasi, dan inovasi bersama.

Comment