JAKARTA, LENSAMERDEKA.COM — Presiden ke-7 RI, Joko Widodo menyatakan secara tegas bahwa dirinya tidak memiliki kepentingan kepemilikan saham dalam tubuh Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Namun, di hadapan ribuan kader dalam Kongres PSI 2025, ia memastikan komitmen dukungan politiknya terhadap partai yang kini mengusung citra sebagai “Partai Super TBK”.
“Partai ini milik seluruh kader, bukan segelintir elite atau keluarga. Semua punya hak dan porsi yang setara. Inilah kekuatan utama PSI,” ujar Jokowi di Graha Saba Buana, Solo, Sabtu (19/7).
Dukungan simbolik juga disampaikan Jokowi lewat pujian terhadap identitas visual baru PSI—logo gajah merah-putih—yang dinilainya sarat makna. “Gajah adalah lambang pengetahuan, kebijaksanaan, sekaligus kekuatan. Saya akan mendukung penuh PSI,” ucapnya, disambut tepuk tangan peserta kongres.
Meski memberikan apresiasi terhadap semangat kolektif kader PSI, Jokowi juga memberi catatan penting: membangun partai besar bukan soal cepat. Ia memprediksi loncatan elektoral PSI baru akan benar-benar terasa pada Pemilu 2034, bukan 2029.
“Perlu proses panjang dan konsistensi. Target realistis PSI jadi kekuatan besar itu mungkin di 2034,” ungkapnya, mengingatkan bahwa pertumbuhan partai tidak bisa sekadar mengandalkan momentum atau figur.
Dalam pidato strategisnya, Jokowi juga menekankan urgensi membentuk struktur organisasi partai hingga tingkat paling bawah. Ia menggambarkan struktur sebagai “mesin utama” yang harus rampung sebelum pemanasan Pemilu 2029 dimulai.
“Kalau infrastruktur partai, terutama di tingkat desa, selesai paling lambat akhir 2027, berarti mesinnya sudah siap tempur,” katanya.
Kongres PSI tahun ini juga meneguhkan kembali posisi Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum untuk periode 2025–2030, memperkuat spekulasi publik soal keterkaitan politik antara Presiden Jokowi dan partai tersebut. Meski menyangkal keterlibatan formal, dukungan terbuka Jokowi memperlihatkan kedekatan personal sekaligus sinyal politik menjelang kontestasi nasional berikutnya.
Sebagai putra daerah Solo, Jokowi memilih panggung Graha Saba Buana—yang juga milik keluarganya—untuk menyampaikan pesan politik ini. Solo pun menjadi saksi bagaimana PSI perlahan membangun jaringan dukungan berbasis anak muda dan politik gaya baru. Dalam kancah politik nasional yang makin kompetitif dan cair, langkah Jokowi mendukung PSI secara terbuka bisa dibaca sebagai manuver menjaga pengaruh pasca-kepresidenan, sekaligus merintis jalur baru bagi kekuatan politik alternatif.
Comment