SOPPENG, LENSAMERDEKA.COM — Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Soppeng menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas ancaman gagal panen yang kembali membayangi petani di berbagai wilayah Kabupaten Soppeng pada musim kemarau tahun 2025 ini.
Ahmad Fuad Bendahara umum HMI Cabang Soppeng, mempertanyakan sejauh mana pemerintah benar-benar siap dan tanggap dalam menghadapi krisis pangan di tingkat daerah akibat kemarau panjang yang saat ini melanda.
“Situasi yang dialami petani hari ini bukan lagi sebatas kekhawatiran biasa. Ratusan hektare sawah yang berada di kabupaten Soppeng terancam gagal panen karena keterbatasan air dan tidak adanya sistem irigasi yang berfungsi optimal, ujarnya.
Sebagaimana diketahui, data di lapangan menunjukkan bahwa sejak Juli 2025, lebih dari 300 hektare lahan pertanian padi di Soppeng sudah dalam kondisi kekeringan dan rawan puso. Namun hingga awal Agustus ini, belum terlihat langkah konkret dan terukur dari pemerintah daerah untuk menyelamatkan lahan pertanian tersebut secara menyeluruh.
HMI Cabang Soppeng menilai bahwa upaya pompanisasi dan distribusi alat pertanian yang selama ini digembor-gemborkan masih bersifat seremonial dan belum menjawab kebutuhan ril petani. Selain itu, belum adanya jaminan kompensasi atau perlindungan terhadap kerugian petani menunjukkan bahwa persoalan ini tidak dianggap sebagai prioritas dalam agenda pembangunan daerah.
Kami menegaskan bahwa ancaman gagal panen bukan hanya soal pertanian, tetapi juga menyangkut ketahanan pangan dan keberlangsungan ekonomi masyarakat pedesaan. Pemerintah tidak boleh hanya merespons ketika situasi sudah masuk tahap krisis.
Comment