JAYAPURA, LENSAMERDEKA.COM – Tim Inflasi Daerah Kota Jayapura resmi membuka pasar murah sebagai upaya pengendalian harga dan membantu masyarakat menjelang Lebaran. Kegiatan ini dimulai di Kelurahan Waimhorock, Distrik Abepura, Kota Jayapura, pada Rabu (19/3/2025).
Pasar murah ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Bank Indonesia, Bulog, Aprindo, Bappeda, Disprindakop, Dinas Pertanian, dan Dinas Perikanan Kota Jayapura.
Wakil Wali Kota Jayapura, H. Rustan Saru, menegaskan bahwa pasar murah ini bertujuan untuk membantu warga kurang mampu memenuhi kebutuhan pokok selama Ramadan dan Idul Fitri.
“Pasar murah yang diselenggarakan Pemkot Jayapura ini bertujuan membantu warga kurang mampu agar dapat memenuhi kebutuhan pokok menjelang Lebaran,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan masyarakat agar tidak menyalahgunakan pasar murah ini untuk mencari keuntungan pribadi.
“Momentum pasar murah jangan dijadikan sebagai ajang mencari keuntungan besar dengan memborong sembako lalu menjualnya kembali dengan harga tinggi,” tegasnya.
Rustan Saru menekankan bahwa pasar murah harus tepat sasaran dan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan. Untuk menghindari penyalahgunaan, ia mengusulkan agar panitia menyediakan kupon sebagai sistem kontrol bagi para pembeli.
Lebih lanjut, ia menegur panitia karena tidak menerapkan potongan harga sesuai kesepakatan awal.
“Kita sudah sepakat harga barang di pasar murah mendapat potongan 30-40 persen dari harga normal. Namun, di lapangan hanya diberikan potongan 10 persen. Ini tidak boleh terjadi,” tegasnya.
Sebagai contoh, ia meminta harga beras Bulog 5 kg yang awalnya Rp67 ribu harus mendapatkan potongan sesuai kesepakatan, yakni hingga 40 persen.
“Kalau harga hanya turun Rp7 ribu, itu bukan pasar murah lagi. Saya akan pantau terus pelaksanaannya agar sesuai dengan tujuan awal,” tambahnya.
Rustan Saru memastikan pasar murah ini akan berlangsung hingga Desember 2025, dengan pengawasan ketat agar masyarakat benar-benar mendapatkan manfaatnya.
Comment