BARRU, LENSAMERDEKA.COM — Bupati Barru Andi Ina Kartika Sari meluncurkan Pedoman Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (SBCC) dan membuka Rapat Koordinasi Pencegahan dan Penanganan Stunting, Jumat (13/6/2025), di Mall Pelayanan Publik (MPP) Barru.
Andi Ina menyebut stunting merupakan masalah penting dan multidimensional yang membutuhkan kerja sama lintas sektoral. Berdasarkan data survei kesehatan, prevalensi stunting di Barru mencapai 26,9 persen pada 2024 — naik dari 22,1 persen di tahun 2023.
“Dengan hasil survei ini dibutuhkan program percepatan penurunan stunting. Hal ini harus dipahami sebagai upaya multisektor dan multidimensional,” ujar Andi Ina.
Bupati juga optimis dapat menurunkan stunting di Barru pada 2025. “Kami yakin tahun 2025 Kabupaten Barru dapat menurunkan stunting. Saya mengharapkan peran para camat, kepala desa, dan lurah sebagai pilar pencegahan dan penurunan stunting di tengah masyarakat,” katanya.
Nutrition Officer UNICEF untuk Sulawesi Maluku, Nike Frans, menjelaskan bahwa pedoman strategi tersebut lebih menitikberatkan pada pendekatan perubahan perilaku, khususnya di kalangan ibu hamil, bayi, dan balita.
“Pedoman tersebut juga menekankan pentingnya pendekatan komunikasi, baik secara kelembagaan, keluarga, dan masyarakat, untuk mencegah stunting sejak dini,” ujar Nike.
Sementara itu, Sekretaris Bapelitbangda Sulsel, Dr. Andy, menyampaikan bahwa terjadi kenaikan prevalensi stunting di Barru, yaitu 4,8 persen lebih besar dari rata-rata Provinsi Sulsel.
“Ini memang lebih tinggi dari provinsi, tapi Barru juga memberikan kontribusi penting terhadap capaian provinsi, sehingga intervensi harus lebih diberlakukan sesuai kondisi masing-masing daerah,” katanya.
Acara tersebut diakhiri dengan penandatanganan Komitmen Bersama Penanganan dan Pencegahan Stunting oleh Bupati Barru, perwakilan UNICEF, dan para pejabat terkait.
Comment