BARRU, LENSAMERDEKA.COM — Pemerintah Kabupaten Barru menggelar rapat koordinasi untuk mematangkan persiapan kegiatan Napak Tilas Perjuangan Paccekke Rute Andi Mattalatta 2025, yang akan digelar dalam rangka memperingati Hari Pahlawan dan Hari Kesehatan Nasional.
Rapat yang berlangsung di Lantai 6 Kantor Bupati Barru ini dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Barru, Dr. Ir. Abustan A. Bintang, M.Si., didampingi Penjabat Sekretaris Daerah, serta dihadiri pimpinan OPD, camat, TNI-Polri, dan panitia pelaksana.
Wakil Bupati menekankan bahwa setiap titik bersejarah dalam rute napak tilas wajib dilewati, meskipun medannya berat. Hal ini dianggap penting untuk menjaga esensi perjuangan dan nilai-nilai sejarah yang menjadi dasar kegiatan tersebut.
“Jangan tinggalkan titik yang memiliki nilai sejarah. Seberat apa pun medannya, harus dilewati, karena di situlah nilai perjuangan itu sendiri,” tegasnya.
Abustan mengajak seluruh elemen, mulai dari OPD, camat, kepala desa, hingga masyarakat untuk terlibat aktif. Ia mendorong semangat gotong royong sebagai kunci keberhasilan kegiatan yang bersifat kolaboratif ini.
Selain itu, masing-masing instansi diminta memberikan sumbangan logistik berupa beras, ubi, telur, dan hasil bumi lokal, yang akan dikumpulkan maksimal pada 7 November. Bahan tersebut akan digunakan untuk konsumsi peserta di pos perhentian.
“Semua berkontribusi, tidak memberatkan, tapi sangat berarti. Ini acara kita bersama,” ujarnya.
Untuk kelancaran kegiatan, Pemkab Barru menyiapkan skema teknis menyeluruh mulai dari pengaturan rute, mobilisasi peserta, pengamanan, hingga kesehatan. Dinas Perhubungan diminta melakukan survei lokasi untuk parkir, sementara peserta akan dimobilisasi menggunakan kendaraan dinas dan bantuan instansi terkait seperti Satpol PP dan Polres.
Pj. Sekda Barru, Abubakar, S.Sos., M.Si., mengingatkan pentingnya pengisian pos pengamanan di setiap titik rawan, terutama pada belokan dan jalur hutan. Ia juga meminta panitia menyiapkan tim penyapu dan tim penolong yang bertugas mengevakuasi peserta jika terjadi insiden.
“Setiap titik pembelokan harus ada petugas. Jangan sampai kosong, karena di situ sumber potensi kekeliruan arah,” tegasnya.
Untuk meminimalisasi risiko tersesat, panitia juga akan menyediakan peta digital berbasis Google Maps yang akan dikunci pada rute resmi dan dapat diakses melalui ponsel peserta.
Kegiatan ini turut dirangkaikan dengan layanan sosial seperti pengobatan gratis dan sunatan massal yang akan difokuskan di daerah-daerah terpencil sepanjang rute napak tilas. Dinas Kesehatan diminta menyiapkan petugas medis berpengalaman di medan berat.
“Masyarakat di atas itu jarang terjangkau layanan kesehatan, jadi kita bawa pelayanannya ke mereka,” ujar Wakil Bupati.
Menu konsumsi untuk peserta akan disesuaikan agar ringan dan tidak mengganggu stamina. Nasi bungkus akan disediakan sebelum peserta memasuki jalur hutan.
Ketua panitia pelaksana, Kadis Sosial A. Syarifuddin, S.Sos., M.Si., menyebutkan bahwa tahun ini panitia menargetkan 150 tim peserta, meningkat hampir dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Seluruh desa, kelurahan, dan OPD diimbau mengirim minimal satu tim. TNI, Polri, serta komunitas lari seperti Barru Runner juga diharapkan ikut berpartisipasi.
Peserta wajib berusia minimal 17 tahun, dalam kondisi sehat, dan menandatangani pernyataan kesanggupan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan hingga upacara Hari Pahlawan pada 10 November.
Menutup rapat, Wakil Bupati menegaskan bahwa Napak Tilas Paccekke 2025 tidak boleh hanya menjadi seremoni tahunan, tetapi menjadi ajang membangkitkan kembali nilai-nilai patriotisme, semangat kebersamaan, dan penghargaan terhadap sejarah perjuangan di Kabupaten Barru.
“Kita ingin Napak Tilas ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi momentum menumbuhkan kembali nilai-nilai patriotisme, kebersamaan, dan semangat perjuangan di tanah Barru,” pungkasnya.
Napak Tilas Perjuangan Paccekke merupakan agenda tahunan yang memiliki makna historis kuat bagi masyarakat Barru. Rute Andi Mattalatta dikenal sebagai jalur perjuangan yang sarat nilai sejarah, sehingga pelaksanaannya tak hanya menjadi simbol penghormatan terhadap para pahlawan, tetapi juga wahana edukasi bagi generasi muda tentang pentingnya mengenal dan mencintai sejarah daerah.
Comment