MAKASSAR, LENSAMERDEKA.COM – Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin secara resmi melantik Nielma Palamba sebagai Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Makassar pada Senin, 28 April 2025. Pelantikan dilakukan untuk mengisi kekosongan jabatan sambil menunggu hasil seleksi Sekda definitif yang tengah berlangsung.
Pelantikan ini dilakukan menyusul batas maksimal masa tugas Nielma sebagai Pelaksana Harian (Plh) Sekda yang tidak dapat diperpanjang lebih dari dua kali, sesuai ketentuan yang berlaku. Munafri menuturkan, penunjukan Nielma telah melalui proses pengajuan serta koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
“Pelantikan ini kita ajukan ke provinsi karena aturannya memang dua kali perpanjangan. Lalu kita minta arahan ke provinsi untuk mengusulkan nama penggantinya. Setelah surat balasan diterima, kita langsung melaksanakan pelantikan. Artinya, posisi penjabat harus dilantik untuk melaksanakan kegiatan-kegiatannya sebagai Sekretaris Daerah Kota Makassar,” ujar Munafri dalam keterangannya usai pelantikan.
Ia menegaskan pentingnya menjaga kesinambungan roda pemerintahan, sehingga jabatan Sekda tidak boleh dibiarkan kosong. “Tidak boleh ada kekosongan. Kita butuh pejabat yang bisa menjalankan fungsi strategis Sekda,” tambahnya.
Penunjukan Nielma Palamba sebagai Pj Sekda, menurut Munafri, dilakukan dengan pertimbangan objektif. Salah satunya adalah untuk menjaga netralitas dalam proses seleksi jabatan definitif, di mana saat ini terdapat 10 kandidat yang sedang mengikuti tahapan lelang.
“Yang paling pertama adalah bahwa ada 10 orang kandidat sebagai calon Sekda definitif. Saya tidak mau ambil dari 10 orang ini (sebagai Pj) biar konsentrasi, biar lebih fair,” jelasnya.
Selain itu, dua pejabat senior yang memenuhi kualifikasi disebut tengah merangkap jabatan, sehingga dinilai tidak memungkinkan untuk ditugaskan sebagai Pj Sekda.
Munafri menyebut, Nielma Palamba adalah sosok pamong senior dengan pengalaman panjang di birokrasi Pemerintah Kota Makassar. Ia berharap, dengan pengalamannya, Nielma mampu memberikan kontribusi maksimal di penghujung masa pengabdiannya.
“Kita juga tahu dengan pengalaman yang Ibu Nielma miliki, tentu banyak hal-hal yang bisa dieksplor lebih dalam. Bagaimana menjaga marwah birokrasi ini agar bisa berjalan dengan baik,” tutup Munafri.
Comment