MAKASSAR, LENSAMERDEKA.COM – Seorang pria berinisial AM alias Aldy Monyet, yang diduga sebagai pelaku begal sekaligus penembak anggota Polres Pelabuhan Makassar, berhasil diringkus oleh tim gabungan kepolisian Macan Nusantara Sulawesi Selatan. Penangkapan dilakukan pada Minggu (4/5) dini hari, saat pelaku berusaha kabur ke Kabupaten Gowa usai diduga menganiaya dan menembak anggota polisi.

Tim gabungan yang terdiri dari Resmob Polda Sulsel, Jatanras Polrestabes Makassar, dan Reskrim Polres Pelabuhan Makassar meringkus pelaku di Kecamatan Pattalasang, Gowa. AM ditemukan bersembunyi di atas pohon di area permukiman warga, upaya yang tampaknya dilakukan untuk menghindari kejaran aparat.

Sebelumnya, aksi penembakan terjadi pada Sabtu dini hari di Jalan Abubakar Lambogo, Kecamatan Makassar. Korban, seorang anggota Polres Pelabuhan Makassar bernama Aiptu Noval, tengah melakukan penggerebekan terhadap pelaku ketika insiden penembakan terjadi. Aiptu Noval mengalami luka tembak di bagian dada dan saat ini masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

Di lokasi kejadian, polisi turut mengamankan sepucuk senjata api yang diduga digunakan pelaku dalam aksinya. Senjata tersebut kini telah diamankan sebagai barang bukti.

Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana, dalam keterangan pers pada Selasa (6/5) sore menyatakan bahwa penanganan kasus ini akan dilimpahkan kepada Polda Sulawesi Selatan.

“Kasus itu nanti akan dirilis oleh Polda. Jadi sementara yang terjadi, anggota Polres Pelabuhan yang kena tembak itu pendalamannya oleh Polda nanti. Untuk pelaku kejahatan yang bergelut dengan anggota, sudah kami tangkap dan prosesnya nanti akan dijelaskan oleh Kabid Propam dan Direskrimum secara bersama-sama. Barang bukti senjata api sudah diamankan dan nanti akan dirilis,” jelas Kombes Arya.

Kondisi Aiptu Noval masih dipantau secara intensif oleh tim medis. Sementara itu, kepolisian menegaskan akan menindak tegas setiap tindakan kriminal yang mengancam keselamatan petugas dan masyarakat.

Penangkapan ini menjadi sinyal keras bagi para pelaku kejahatan di Makassar dan sekitarnya bahwa aparat tak akan mentolerir aksi kekerasan, terlebih yang mengarah pada aparat penegak hukum.