MAKASSAR, LENSAMERDEKA.COM – Kota Makassar, Sulawesi Selatan, kini menjadi sasaran serius jaringan narkoba internasional. Fakta ini terungkap setelah Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polrestabes Makassar berhasil membongkar peredaran narkotika lintas negara yang terafiliasi dengan jaringan gembong Fredy Pratama, salah satu buronan kelas kakap dalam kasus narkotika. Kamis 26 Juni 2025.
Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana, mengonfirmasi bahwa pengungkapan ini merupakan hasil dari penyelidikan mendalam atas aktivitas mencurigakan pada jalur pengiriman ekspedisi di wilayah Makassar.
“Iya, ada yang berkaitan langsung dengan jaringan Fredy Pratama,” ujar Arya saat konferensi pers di Mapolrestabes Makassar.
Dari hasil operasi ini, polisi menetapkan 107 tersangka yang terdiri dari 102 laki-laki dan lima perempuan. Mereka memiliki peran berbeda dalam jaringan: 10 sebagai bandar, 70 pengedar, dan sisanya pengguna.
Menurut Arya, barang haram tersebut masuk ke Indonesia melalui jalur yang terorganisasi. Sabu berasal dari China, transit di Malaysia, dan kemudian diselundupkan ke Makassar menggunakan jasa ekspedisi.
“Kita temukan pengiriman narkotika dalam jumlah besar melalui ekspedisi. Setelah ditelusuri, sumber barang dari China ke Malaysia, lalu masuk ke Makassar,” jelas Arya.
Barang bukti yang diamankan dari pengungkapan ini cukup signifikan:
-
10 kilogram sabu
-
Tembakau sintetis yang dikirim dari Medan
-
Sekitar 11.000 butir pil ekstasi jenis baru yang belum umum beredar di pasaran
Arya menyebutkan bahwa meski 107 tersangka tergabung dalam jaringan berbeda, benang merahnya tetap sama: ada keterkaitan langsung atau tidak langsung dengan jaringan Fredy Pratama.
“Beda-beda jaringan. Tapi ini bukan jaringan lokal. Jelas ini jaringan dari luar,” tegasnya.
Polisi juga menemukan bahwa jaringan ini merekrut kurir dengan bayaran tinggi. Untuk setiap satu kilogram narkoba yang dikirim, kurir mendapat imbalan sekitar Rp6 juta.
“Satu kilo biasa diupah sekitar Rp6 juta,” tambah Arya.
Tak hanya menyasar kalangan muda, jaringan ini juga menjaring pelaku dari berbagai rentang usia, termasuk lanjut usia. Hal ini menunjukkan luasnya penetrasi sindikat narkoba dalam kehidupan sosial masyarakat.
Pengungkapan ini menegaskan bahwa Makassar bukan sekadar jalur transit, tetapi telah menjadi titik distribusi strategis bagi sindikat narkoba internasional. Keterlibatan jaringan Fredy Pratama—yang dikenal memiliki struktur distribusi yang rapi lintas negara—membuktikan bahwa ancaman narkotika kini semakin mendekati pusat-pusat populasi di Indonesia Timur.
Kepolisian perlu meningkatkan pengawasan pada jalur distribusi non-konvensional, termasuk layanan ekspedisi, yang kini menjadi celah baru penyelundupan narkoba. Di sisi lain, pengungkapan ini juga menjadi sinyal penting bagi masyarakat untuk lebih waspada dan aktif melaporkan aktivitas mencurigakan di lingkungan sekitar.
Comment