MAKASSAR, LENSAMERDEKA.COM — Selama dua pekan penuh sejak 14 hingga 27 Juli 2025, jajaran Polres Pelabuhan Makassar menggelar Operasi Patuh Pallawa yang kini telah resmi berakhir. Kegiatan tahunan ini mencatatkan hasil positif, dengan penurunan signifikan angka pelanggaran lalu lintas dan nihilnya kecelakaan.
Dalam rilis resmi pada Selasa (29/7/2025), Kabag Ops Polres Pelabuhan Makassar Kompol Suardi mengungkapkan data penindakan yang dicapai selama operasi berlangsung. “Penindakan pelanggaran melalui ETLE Mobile sebanyak 19 pelanggaran. Selain itu, ada penindakan berupa tilang manual sebanyak 141 pelanggaran. Termasuk teguran simpatik kepada 325 pengendara,” ujarnya.
Dari sisi jenis kendaraan, sepeda motor tercatat sebagai pelanggar tertinggi dengan 352 unit terlibat, sementara mobil pribadi menyumbang 135 kasus. “Untuk kecelakaan selama Operasi Patuh, Alhamdulillah nihil,” tegas Suardi yang kala itu didampingi Kasat Lantas AKP Shanty dan Kasubsipenmas Aipda Adil.
Komparasi data tahun ke tahun menunjukkan tren positif. Kompol Suardi menyebutkan bahwa dibandingkan dengan pelaksanaan Operasi Patuh tahun 2024, jumlah pelanggaran yang berpotensi menyebabkan kecelakaan berkurang drastis.
“Jumlah pelanggaran potensi Lakalantas pada tahun 2024 sebanyak 812 kasus. Sementara tahun 2025, sebanyak 485 kasus,” ungkapnya.
Penurunan tersebut setara dengan 327 kasus atau 40,27 persen, yang menurut Suardi, menjadi indikator membaiknya disiplin berlalu lintas masyarakat. “Ini adalah bukti nyata bahwa tingkat kepatuhan masyarakat dalam berlalu lintas semakin meningkat, dan upaya edukatif serta persuasif yang kami lakukan mulai membuahkan hasil,” katanya optimis.
Operasi Patuh Pallawa 2025 mengedepankan pendekatan edukatif, disertai penegakan hukum yang humanis dan berbasis teknologi melalui ETLE. Dalam pelaksanaannya, aparat menargetkan tujuh jenis pelanggaran prioritas yang berpotensi besar menyebabkan kecelakaan. Di antaranya adalah penggunaan handphone saat mengemudi, pengemudi di bawah umur, tidak memakai helm SNI atau sabuk pengaman, serta melawan arus.
“Operasi ini dilakukan dengan pendekatan edukatif, persuasif, dan humanis, didukung oleh penegakan hukum secara elektronik melalui ETLE statis dan mobile, serta tindakan langsung di lapangan,” jelas Suardi.
Ia menegaskan bahwa Operasi Patuh tidak semata-mata tindakan represif, melainkan bagian dari upaya membangun budaya hukum dan kesadaran kolektif.
“Keberhasilan ini tentu tidak lepas dari dukungan seluruh pihak, termasuk media dan masyarakat yang terus mendorong terciptanya lalu lintas yang aman dan nyaman,” tambahnya.
Dalam penindakan, aparat juga menemukan pelanggaran dari kalangan pelajar, baik tingkat SMP maupun SMA. Kasat Lantas Polres Pelabuhan Makassar AKP Shanty menuturkan bahwa pihaknya telah menyambangi sekolah-sekolah sebagai bagian dari edukasi langsung.
“Ada pelajar SMA dan SMP. Makanya saat Operasi Patuh, kami selalu memberikan edukasi kepada pelajar dengan mendatangi sekolah-sekolah mereka,” tutupnya.
Kompol Suardi pun mengajak seluruh masyarakat untuk terus meningkatkan kesadaran berlalu lintas. “Kami mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan keselamatan sebagai kebutuhan, bukan sekadar kewajiban,” tegasnya.
Comment